REKAYASA TEKNOLOGI MESIN PERAH SUSU SAPI MULTI FUNGSI SIAP MINUM LANGSUNG

    iphov kumala Sriwana, Rosad Ma’ali El Hadi, Muhammad Alamaududi Pulungan, Faisal Budinam,

Abstract

Setiap orang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda–beda, pemenuhan kebutuhan gizi tersebut tidak hanya didapatkan dari makanan yang mereka konsumsi tetapi juga melalui minuman. Salah satu minuman sehat yang beredar di pasaran adalah susu. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) (2020), tingkat konsumsi susu masyarakat di Indonesia selama tahun 2020 berkisar 16,27 kg per kapita/tahun, jumlah ini lebih rendah dibandingkan Malaysia yang memiliki tingkat konsumsi susu 50 kg per kapita/tahun dan Vietnam sebesar 20 kg per kapita/tahun. Jumlah konsumsi tersebut belum memenuhi kebutuhan susu di Indonesia yaitu sebesar 4,3 juta ton per tahun dengan 22,7% kebutuhan susu dipenuhi dari perternakan dan pabrik lokal, sementara sisanya melalui impor (Badan Pusat Statistik, 2020).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat pada tahun 2016 tercatat 294.318.562-liter susu yang diproduksi secara total dari 27 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat. Kabupaten/Kota yang memiliki angka produksi susu tertinggi yaitu Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah produksi sebesar 116.140.337 liter. Jumlah tersebut jauh berbeda dengan Kabupaten Bandung yang hanya menghasilkan sebanyak 63.226.050-liter dan berada pada posisi kedua penghasil susu terbanyak di wilayah Jawa Barat.  Salah satu pelaku unit binaan peternakan sapi perah berada di Kecamatan Rancabali,   Desa Alamendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.,

Survei yang dilakukan dengan diskusi dan pertukaran gagasan (brainstorming) dengan peternak binaan dari Desa Wisata Alamendah sebagai mitra secara langsung untuk dapat mengetahui permasalahan yang perlu ditangani agar menghasilkan solusi teknologi yang tepat guna dalam meningkatkan kualitas produk susu sapi perah kelompok peternak sapi perah yang berada langsung dibawah binaan Desa Wisata Alamendah.  Permasalahan yang perlu ditangani yaitu peningkatan kualitas susu sapi perah, karena mitra masih menerapkan pemerasan susu sapi perah dengan manual atau masih banyaknya sentuhan tangan dalam hal pemerasan susu sapi, sehingga masih ada susu sapi perah yang belum memenuhi persyaratan kriteria kualitas susu sapi murni.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada mitra, maka solusi yang dapat ditawarkan adalah pembuatan dan implementasi rekayasa teknologi mesin pemerahan susu sapi yang tidak hanya mampu membantu proses pemerahan, tetapi juga dapat membantu proses pasteurisasi sehingga membantu mengurangi jumlah mikroba yang ada pada susu sapi.  Hasil dari proses pemerahan, pasteurisasi dan peninginan yang dilakukan pada mesin ini adalah susu sapi berkualitas yang mampu bertahan hingga enam hari.  Dari hasil yang didapat tersebut diharapkan pembuatan mesin ini dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di mitra, meningkatkan kualitas susu sapi perah, dan meningkatkan produktivitas susu sapi perah yang ada pada mitra.

Full Text:
Section
Teknologi Tepat Guna